Jumat, 01 Juni 2012

Tradisi Mandi Safar Masyarakat Melayu LIngga


Tradisi Mandi Safar di Masyarakat Melayu Lingga

Daik Lingga (01/06)Bercak matahari pagi yang menembus bayang melalui celah dinding berlubang dan lapuk termakan oleh usia seakan membangunkan ku di pagi itu,namun karena hari itu libur kembali aku melanjutkan tidurku,...”nak.bangun nak” dengan nada ramah dan sendu Emak yang masih hanya tampak bayang hitam karena cahaya pelita membangunkan aku,sambil mengais gorden dan membuka jendela kamarku,seperti biasanya sambil membuka jendela dan bekerja melihat aku masih terbaring malas di kasurku,ibu berceloteh tentang pentingnya sekolah jika aku malas untuk bangun dan berangkat ke sekolah hingga aku merasa bosan dan sedikit terenyuh hati dengan sedikit malas aku paksakan untuk bangun.
Berbeda dengan pagi ini materi ocehan Emak sedikit janggal ditelinga ”Bangunlah Redy,biar Emak mandikan air safar yang di beri oleh Atok tu,kawan-kawan Redy udah pada bangun mereka mau mandi Safar ramai-ramai di air terjun Resun”Ujar Emak,yang mampu ku simak namun masih panjang lagi hingga tak dapat di simpan lagi di memori internal otakku ini.,lewat separuh nasehat Emak yang aku anggap sebagai ocehan pagi membuat aku terbangun dan mataku langsung terbelalak,”Apa nak mimpi ya???” ujar emak,padahal aku terkejut saat Emak mengatakan kawan-kawanku sudah bangun padahal masih jam  5 Pagi setelah Emak sholat.refleks aku terbangun dan ingin bertanya apa maksud mandi safar??? Apa tujuan mandi safar??? Namun emak langsung menyuruhku mencuci muka dan langsung memberikan handuk untukku,tanpa sempat aku mendengar jawaban emak,”Mandi dulu,masih pagi ini paling bagus untuk membuang sial” ucap Emak yang tambah membuat aku penasaran.walaupun sedingin salju dapat aku tahan karena aku tahu sesuatu yang di perintahkan oleh atok(Kakek) sesepuh kampung harus diikuti karena bermanfaat.
Setelah siap mandi dan mengenakan pakaian aku kembali mengulangi pertanyan tadi.emak menjawab dengan nada bercerita sedikit gaya celoteh sambil membalik-balikkan kue lempeng untuk sarapan kami pagi ini.,Mandi safar rutinitas setiap tahun di akhir bulan safar dilakukan masyarakat kita yang bertujuan membuang sial dan mensucikan diri,karena bulan safar di anggap bulan yang paling tepat untuk membuang sial dan kedajalan mensucikan diri sebelum menyambut hari suci kelahiran Nabi Muhammad SAW,biasanya masyarakat Kabupaten Lingga kita ini pergi ke tempat2 wisata  yang masih di anggap keramat untuk berenang sekaligus membuang sial di air sungai yang suci.seperti di Air Terjun Resun,Pasir Panjang,Air Terjun Kado,Pantai Mempanak dan masih banyak yang lainnya.biasanya diadakan acara atau kegiatan oleh pemerintah setempat seperti jalan santai yang startnya di awal jalan dan finishnya di Air Terjun.Sontak saya langsung mengambil tas,memasukkan celana renang dan perlatan lainnya menyusul teman-teman untuk ikut bersama mereka.